Ternyata Saya Blom Bersyukur

“Kamu ini tidak pandai bersyukur ya?” Begitulah kira-kira kata seorang teman kepada saya. Terus terang saya kaget, apa benar saya tidak pandai bersyukur? Syukur itu apa sih? Dan bagaimana cara kita bersyukur? Pertanyaan itu muncul di benak saya?  Kemudian saya coba googling untuk mengetahui apa itu syukur dan bagaimana cara bersyukur?

Muncullah berbagai macam situs atau website yang membahas kata syukur, tapi hasilnya blom memuaskan hati saya. Di banyak website disebutkan kata syukur berasal dari bahasa Arab, dan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia di definisikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah. Arti ini tidak sepenuhnya tepat bila merujuk kepada asal kata tersebut (etimologi).

Saya tidak membahas secara detail mengenai arti kata syukur. Terus terang ilmu saya sangat terbatas bila dikaitkan dengan etimologi kata syukur. Ada banyak blog atau situs yang lebih dalam membahasnya. Silahkan di googling dengan kata kunci “syukur”, pasti banyak situs yang muncul dihasil pencarian anda 🙂

Karena penasaran saya trus mencoba mencarinya, saya coba ingat-ingat kembali buku-buku yang pernah saya baca. Karena saya yakin bahwa di buku-buku itu saya pernah membaca kata syukur dan penerapannya dalam kehidupan kita. Saya masih blom ingat dimana dan siapa yang menulisnya, akan tetapi saya ingat penggalan katanya. Begini kira-kira penggalan kata-katanya, “Cukuplah bahwa kita dianggap tidak bersyukur bila kita tidak memanfaatkan semua yang Allah kasih pada kita untuk kebaikan kita dan untuk sekitar kita” Kata-kata yang simple tetapi terus terngiang-ingang di otak saya. Dan kalimat tersebut menjawab kalimat awal di tulisan ini.

Ya ternyata saya tidak pandai bersyukur karena saya tidak memanfaatkan setiap detik hidup saya untuk berbuat baik. Saya tidak pandai bersyukur karena tidak memaksimalkan otak saya untuk berkarya yang lebih baik. Saya kurang bersyukur karena banyak menyia-nyiakan waktu saya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Dan masih banyak lagi aktifitas yang membuat daftar “tidak pandai bersyukur” di diri saya.

Jadi bagaimana supaya kita pandai bersyukur? Terus terang saya blom bisa menjawab dan melaksanakannya dengan tepat. Tetapi saya terus berusaha agar selalu bersyukur. Dengan lisan saya mengatakan “Alhamdulillah”. Dengan qalbu / jantung saya lafazkan kata “Alhamdulillah” sambil merasakan getaran-getaran lembut di jantung saya. Dengan perbuatan saya laksanakan aktifitas yang  bermanfaat bagi diri saya dan bagi banyak orang.

Caranya gimana? Konkret donk. Mudah dan gak pake ribet. Niatkan semua aktifitas kita untuk kebaikan bersama. Seperti sekarang ini, saya mengucapkan kata “Alhamdulillah” di qalbu dan membagikan ilmu yang saya dapat kepada orang lain dengan menuliskannya di blog atau twitter. Bagaimana dengan anda sebagai pembaca? Anda bisa berpartisipasi dengan memberi komentar yang positif dan membagi tulisan ini  ke teman-teman anda lewat twitter, facebook atau yang lainnya.

Cara lain untuk bersyukur adalah, bila sebelumnya saya tidak memaksimalkan fungsi otak saya, maka saya coba memaksimalkan otak saya untuk berfikir lebih keras, lebih cerdas dan lebih ikhlas. Cobalah hal ini: Bernafaslah dengan tenang dan melafazkan “Alhamdulillah”. Jika anda dianugerahi kaki maka berjalanlah dengan kaki tersebut sambil mengucapkan “Alhamdulillah”. Jika anda dianugerahi mata yang sempurna maka melihatlah sesuatu dengan melafazkan “Alhamdulillah” di qalbu kita. Jika anda dianugerahi otak, maka berkaryalah dengan mengoptimalkan fungsi otak anda. Dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan.

Mari wujudkan rasa syukur kita sekarang juga. Tidak pakai nanti, tidak pakai ntar-ntar aja. SEKARANG! Ya SEKARANG.  Saya yakin kita semua bisa memaksimalkan rasa bersyukur kita dengan mengoptimalkan fungsi kerja semua anggota tubuh kita.

Ingatlah bahwa bersyukur itu mudah bila langsung kita praktekkan. Dan smoga kita termasuk golongan orang yang bersyukur dengan cara mengoptimalkan semua fungsi anggota tubuh kita.

#now4tomorrow

Salam Sukses Mulia

Satu respons untuk “Ternyata Saya Blom Bersyukur

  1. http://www.indoquran.com
    sebagai tambahan referensi hadits.

    Alhamdulillah banyak kemajuannya, selalu perbaiki niat dan berusaha memberikan yang terbaik.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, diceritakan : Orang-orang berkelompok-kelompok dari Abu Hurairah, Natil penduduk Syam berkata padanya : “Wahai Tuan, ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam !”. Ia berkata : “Ya, saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling pertama diadili pada hari qiyamat adalah seseorang yang mati syahid, ia didatangkan dan ditanyakan ni’mat¬-ni’matnya, lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu amalkan di dunia ? “. Ia menjawab : “Saya berperang sampai mati syahid”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan itu telah dikatakan”. Kemudian ia diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sehingga ia dilemparkan kedalam neraka. Seorang yang memperlajari Ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an di-datangkan. Nikmat-nikmatnya, ditanyakan dan ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya mempelajari Ilmu, mengajarkannya, dan saya membaca Qur’an karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, karena kamu mempelajari Ilmu agar dikatakan pandai dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatakan sebagai qari’, dan itu semua telah diucapkan”. Kemudian diperintahkan, lalu wajahnya ditarik sampai dicampakkan kedalam neraka. Dan seorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi berbagai macam seluruh harta didatangkan dan ditanyakan ni’mat-ni’matnya lalu ia mengakuinya. Dia berfirman : “Apakah yang kamu kerjakan di dunia ?”. Ia menjawab : “Saya tidak meninggalkan jalan yang mana engkau senang untuk di infakkannya (harta) melainkan saya menginfakkannya karena-Mu”. Dia berfirman : “Kamu berdusta, tetapi kamu kerjakan agar dikatakan sebagai dermawan, dan itu telah dikatakan”. Ia diperintahkan, lalu ditarik wajahnya kemudian dilemparkan kedalam neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Tinggalkan komentar