Berhenti Merokok

Setiap perokok pasti sadar (khususnya saya) bahwa merokok adalah kebiasaan buruk dan boros. Buruk karena sering kali melanggar aturan dilarang merokok dan sering merugikan orang lain dengan menebar asap rokok kemanapun saya suka. Boros karena minimal sepuluh ribu rupiah per hari, tiga ratus ribu rupiah perbulan, tiga juta enam ratus ribu rupiah per tahun, duit yang saya bakar. Saya sadar itu tetapi saya masih tidak mampu untuk berhenti merokok.

Berhenti merokok, saya harus bisa berhenti merokok. Kalimat ini terngiang-ngiang di otak, dan otak saya seakan-akan mengatakan gak mungkin saya berhenti merokok. Karena saya sudah sangat kecanduan merokok. Lebih dari separoh hidup saya lalui dengan aktifitas merokok. Ada pertentangan antara otak saya dan qalbu saya mengenai kalimat ini. Otak saya mengatakan tidak mungkin saya berhenti merokok, sementara hati saya menginginkan untuk berhenti merokok.

Ternyata gak ada yang gak mungkin. Impossible is Nothing, kata seorang petinju legendaris. Dan saya makin kuat setelah saya membaca twit seorang motivator dengan hastag #momentum perubahan dan hastag #stopbadhabit #stargoodhabit serta #sedekahekstrim . Beliau mengatakan atau lebih tepatnya menulis “Untuk menjadi STAR harus START“. Jika seseorang tidak mampu merubah pola pikirnya maka dia tidak akan pernah sukses. Dan bila seseorang tidak dapat menghentikan kebiasaan buruk maka dia tidak akan pernah sukses, itu yang tertanam di otak saya. Sejak saat itu saya berjanji untuk berhenti merokok karena merokok adalah kebiasaan buruk bagi saya. Saya ingin menjadi orang yang SUKSES, saya ingin jadi STAR bagi keluarga saya. Momentum perubahan membutuhkan pemilihan waktu yang tepat agar menghasilkan perubahan yang optimal.

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk #momentumperubahan. Saya menghentikan kebiasaan merokok saat bulan Ramadan tiba, bulan puasa. Saya berhenti merokok di awal ramadan, tepat saat bulan ramadan tiba. Kemudian pelan-pelan saya menghentikan beberapa kebiasaan buruk saya yang lain dan mengganti dengan beberapa kebiasaan baik. Membaca, mengikuti kajian agama, melihat dan mendengarkan video motivasi di berbagai media.

Apakah mudah berhenti merokok? Menurut saya, tidak mudah berhenti merokok bila tidak mempunyai tujuan yang kuat. Tujuan hidup saya inilah yang saya perjelas dan perkuat. Tujuan hidup saya adalah SUKSES MULIA dengan berfikir #NOW4TOMORROW.
Apakah cukup dengan hal diatas? Tidak cukup dengan niat yang kuat, harus ada perubahan perilaku, penyesuaian lingkuangan, mengurangi interaksi dengan para perokok. Dan penting juga menyampaikan ke orang di sekeliling kita bahwa saya berhenti merokok, terutama istri saya. Saya sampaikan ke istri saya, kenapa saya harus berhenti merokok. Dan mengajak istri saya untuk melakukan #stopbadhabit dan #stargoodhabit. Perubahan kebiasaan ini akan terasa lebih ringan bila kita mampu membuat tujuan besar dibalik menghilangkan kebiasaan buruk ini. Insya Allah bila kita MAU (NIAT) kita akan MAMPU melakukan keMAUan kita itu. Semakin besar keMAUan kita, semakin besar kemampuan yang akan timbul di diri kita. TRUST ME, IT WORKS FOR ME (he..he..he..kayak iklan ajah). Oh ya hampir lupa satu hal, Donor darah sebelum saya berhenti merokok mungkin salah satu faktor pendukung bagi saya untuk berhenti merokok. Membantu “menjernihkan” darah saya dari pengaruh nikotin.

Alhamdulillah tak terasa sudah lebih dari dua bulan saya berhenti merokok. Ini satu prestasi bagi saya, karena saya sudah aktif merokok lebih dari 25 tahun, lebih dari separoh umur yang telah saya lewati.

SAYA BISA BERHENTI MEROKOK, ANDA PUN BISA. Saya percaya anda mampu “STOP MEROKOK”. Mari kita bersihkan udara di sekitar kita dengan berhenti merokok.

Ingat TUJUAN HIDUP dan KEMAUAN yang SANGAT KUAT akan menghasilkan KEMAMPUAN yang sangat DAHSYAT.
#Now4tomorrow
Salam Sukses Mulia

Ngopi

Apa yang ada di pikiran anda bila membaca judul tulisan ini?
Nongkrong minum kopi di kafe atau warung gaul sambil ngerokok dan berbicara ngalor-ngidul (berbicara tanpa topik tertentu), itu yang saya pikirkan dan saya lakukan.

Tapi itu dulu, itu semua masa lalu bagi saya. Sekarang saya TIDAK NONGKRONG di warung gaul, TIDAK MEROKOK dan mengurangi bicara ngalor-ngidul. Alhamdulillah saya sudah berubah. Berubah karena Allah dan karena “ngopi”. Saya rubah pola pikir saya. Saat ini bila saya mendengar kata “ngopi” maka badan dan pikiran memproses kata tersebut menjadi aktifitas yang bermanfaat.

Apa sih arti “ngopi” bagi saya? Bagi saya ngopi adalah singkatan dari “meNGelOla PIkiran”. He..he…he.. maksa ya? Iya sih, dikit, tapi kalau saya tidak memaksakan arti kata tersebut, saya tidak bisa kreatif seperti sekarang ini :-).

Apa yang dimaksud dengan mengelola pikiran dan kenapa saya harus mengelola pikiran? Sederhana saja, mengelola pikiran adalah mengatur cara pikir saya. Karena saya terlalu banyak mikir maka saya harus mengelola pikiran tersebut. Berbagai pikiran yang berseliweran saya kelola di waktu yang saya tentukan.

Pikiran ataupun ide-ide berseliweran di otak saya bagaikan motor yang nyelonong di tengah kemacetan jakarta. Bukan menjadi pemikiran bagus malah menjadi semakin ruwet. Karena itu saya HARUS meNGelOla PIkiran. Jika tidak saya kelola, akan terjadi stagnanisasi (he.he.h.eh.e. kayak bahasanya Vickisisasi yang lagi ngetrend ajah 🙂 ) Dari sekian banyak pemikiran saya, pasti ada beberapa diantara ide-ide dan pemikiran yang mungkin bagus bagi masa depan saya dan orang disekitar saya (istri, anak, orangtua, saudara, sahabat). Itulah alasan kenapa saya harus meNGelOla PIkiran saya. Saya memilih dan memilah pikiran / ide mana yang bagus untuk didahulukan pelaksanaannya, mengelompokkan dan membuat skala prioritas dari ide / pikiran itu.

Kapan saya mengelompokan dan membuat skala prioritas dari pemikiran /ide itu? Insya Allah setiap hari saya lakukan pengelompokan dan pembuatan skala prioritas dari pemikiran / ide itu. Lebih spesifik lagi di malam hari menjelang tidur dan di pagi hari sebelum mengawali berbagai aktifitas saya. Sebelum tidur saya meriview apa saja yang telah saya lakukan di hari ini, saya simpan apa yang baik di hari ini dalam otak saya. Kemudian saya rencanakan apa saja yang akan saya lakukan esok hari. Insya Allah saya lakukan aktifitas itu setiap hari.

Beberapa hasil “ngopi” saya tuangkan dalam bentuk tulisan di blog ini, selebihnya ada di notebook saya.

Itu arti “ngopi“bagi saya, bagaimana dengan anda? Saya ajak anda ngopi disini, setiap hari. Tentu saja “ngopi” bukan sekedar “ngopi” tetapi “ngopi untuk memunculkan inspirasi dan meraih prestasi. Insya Allah saya temani anda disini. Dan kita lakukan perubahan, minimal untuk diri kita sendiri. Smoga kita bisa saling menginspirasi dan berprestasi.

 

Salam “Ngopi”

#Now4tomorrow

Salam Sukses Mulia

Catatan Tentang Niat Menulis

Bagi saya hari ini adalah ujian mengenai niat untuk menguatkan urat menulis di otak saya.
Ujian bagi Niatan saya untuk membangun urat menulis menjadi sebesar “Jalan Tol” di otak saya.
Ujian untuk visi saya menjadi Penulis yang SUKSES MULIA.
Apakah niat saya sudah kuat, atau setengah-setengah.
Sedari pagi niat menulis sudah cukup kuat, akan tetapi ada saja godaannya.
Niatan itu dikalahkan oleh pekerjaan saya dan aktifitas yang lain.

Ada pekerjaan kantor yang harus selesai saat itu juga.
Ada deadline pekerjaan mengenai pengadaan barang, ada deadline laporan pekerjaan.
Ada rapat yang harus saya ikuti sampai-sampai saya lupa makan.
Ditambah komputer yang lemot, sehingga mengurangi kecepatan pekerjaan.
Saya merasa pekerjaan tetap saya seakan-akan tidak rela digeser oleh niat saya untuk menjadi penulis yang SUKSES MULIA.
Ada saja godaan untuk menyingkirkan niatan menulis.

Heeemmm…. sampai jam 5 sore saya blom dapat merangkai kata-kata yang bisa saya jadikan tulisan yang enak dibaca.
Ditambah lagi istri saya menelpon dan mengajak pulang.
Oh ya kantor istri saya di gedung yang sama dengan kantor saya.
Untuk menyegarkan otak saya, saya bilang sama istri saya, tunggu dulu, saya mau olah raga.
Saya mau bermain tenis meja alias pingpong di kantor.
Nah ternyata benar juga
Bermain pingpong membuat fresh otak saya.

Singkat kata akhirnya saya main pingpong dan pulang.

Hmm… ternyata freshnya hanya sesaat.. Sampai di rumah hilanglah kesegaran otak saya. Terkena debu polusi saat perjalanan pulang ke rumah.. Di rumah saya main dengan anak saya, Aiq panggilannya.

Ditengah-tengah bermain dengan Aiq, saya teringat punya hutang tulisan.
Segera saya buka notebook.
Tak lupa saya buka PC tablet Onda saya, PC tablet 9,7 inci buatan cina.
Sebelum saya berikan ke Aiq, saya nyalain Onda tersebut dan saya bukain youtube.
Anak saya suka melihat youtube “Upin Ipin” dan “Dodo Syamil”.

Segera saya memulai menulis.
Jarum pendek pada jam dinding saya sudah menunjukkan angka delapan.
Saya coba memencet keyboard notebook, tapi tangan ini blom bisa menyatu dengan otak saya.
Masih saja sulit menulis.
Aiq masih bermain dengan Onda.
……
tik tok tik tok
Jarum pendek pada jam menunjukkan angka sembilan.
Hasil nya tak jauh berbeda.
Blom ada bisa tulisan, tapi saya tetap berniat membuat tulisan.
………
Tik tok tik tok
Jam di notebook memperlihatkan angka sepuluh.
Lho kok bisa jam di notebook berbunti tik tok tik tok?
He…he.h.e.h.e.. becanda kalee….biar gak tegang.
……..
Jam 23.00 situasi sekitar rumah saya aman terkendali.
Sementara Aiq blom mau bobo, kondisi baterai Onda udah berwarna oranye artinya hampir abis.
Aiq mengajak saya bermain, dia mengajak saya menyanyi.
Sepertinya “batrei” anak saya masih penuh.
Masih semangat untuk bermain.
…..
Saat ini jarum pendek pada jam sudah menunjukkan angka sebelas, jarum panjang sudah menunjukkan angka dua puluh.
Apa daya, anak saya blom bobo.
Saya harus bisa mengajak anak saya tidur.

Jam 23.50
Zettt zetttttt zettttttt… Aiq tidur dan saya sudah mulai mengantuk.
Bobo dulu ahh……..

#Now4tomorrow
Salam Sukses Mulia.